Di
Jepang, bencana asma Yokkaichi merupakan bencana yang terkenal. Di sekitar
tahun 1960, di kota Yokkaichi, prefektur Mie, komplek industri yang dinamai
dengan sekiyukagaku kombinat (komplek minyak tanah kimia) mulai menjalankan
aktifitas industrinya.
Pada tahun 1955, Kementerian Perdagangan
Internasional dan Industri mulai kebijakan untuk transisi sumber bahan bakar
fosil utama Jepang dari batubara ke minyak bumi . Untuk
mencapai tujuan itu, pembangunan Daichi Petrochemical Complex dimulai pada
tahun 1956. Kompleks berisi sebuah kilang minyak , sebuah petrokimia tanaman,
dan pembangkit listrik . Ini adalah kompleks petrokimia pertama yang
dibangun di Jepang.
Pada tahun 1960, pemerintah Perdana
Menteri Ikeda Hayato mempercepat
pertumbuhan produksi petrokimia sebagai bagian dari tujuannya untuk
menggandakan pendapatan individu warga Jepang selama periode 10 tahun. Juga
pada tahun 1960, MITI mengumumkan bahwa kompleks kedua dibangun di atas tanah reklamasi di Yokkaichi utara. Kompleks kedua dibangun pada
tahun 1963. Sebagai permintaan untuk ethylene dan petrokimia
lainnya, kompleks ketiga dibangun yang mulai berproduksi pada tahun 1972.
Minyak yang digunakan di Yokkaichi terutama diimpor dari Timur Tengah , yang
berisi 2% sulfur dalam
senyawa yang mengandung belerang, sehingga asap berwarna putih berkembang di
atas kota.
Asap
yang menyembur dari cerobong asap ini menyimbolkan pertumbuhan ekonomi Jepang
yang sangat cepat. Namun yang menjadi masalah asap itu mengandung Sulfur oksida
dalam jumlah yang besar.
Hal
ini mengakibatkan kadar sulfur dioksida di Distrik Isozu, daerah dimana
pengendapan material penyebab pencemaran udara yang dikeluarkan oleh limbah
asap dari cerobong asap pabrik mencapai nilai tertinggi, sering kali mencapai
lebih dari 1-2 ppm, yang mana merupakan standar pencemaran tingkat tinggi. Bersamaan dengan pengoprasian secara maksimal
di tahun 1960, penyakit terparah yaitu kasus penyakit paru obstruktif kronik , bronkitis kronis , emfisema paru , dan asma bronkial diidap kalangan penduduk setempat, pada
anak-anak tampak secara jelas.
Tetapi,
di tahun 1965, tahun dimana kadar sulfur dioksida mulai menurun seiring dengan
kampanye anti polusi, jumlah pasien baru penyakit alat pernafasan pun mulai menurun.
Pada kasus Yokkaichi, pengadilan menemukan
perusahaan yang berhubungan dengan kasus ini yang harus bertanggung jawab
terhadap kasus ini. Ini menjadi peringatan bagi Jepang sebuah negara yang ingin
memiliki Economic Super Power menjadi Pollutioning Super Power.
Setelah
kasus ini, kota Yokkaichi mulai berjuang dengan mencegah polusi udara pada
tahun 1990, International Center for The Transfer of Environmental Technology
didirikan dan memutuskan untuk menggunakan metode pencegahan polusi udara di
kota Yokkaichi. Kota Yokkaichi juga dipromosikan dalam program pembangunan
negara. Hingga sekarang, siswa yang mengikuti penelitian berasal dari enam
negara termasuk Cina dan Polandia telah mengunjungi pusat penelitian ini.
Upaya
awal untuk mengatasi masalah dengan menaikkan ketinggian cerobong asap untuk
menyebarkan polutan di atas wilayah yang lebih luas terbukti tidak efektif.
Akhirnya gas cerobong desulfurization diimplementasikan pada skala yang besar,
yang menyebabkan peningkatan kesehatan penduduk setempat.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar