Pages

Kamis, 29 November 2012

PARASIT YANG TERDAPAT PADA SERANGGA DAN HEWAN PENGERAT - MATA KULIAH AGEN PENYAKIT


BAB II
PEMBAHASAN
2.1. Identifikasi Parasit Pada Serangga
Apabila serangga menyimpan virus, bakteri, atau parasit dalam tubuh mereka, mereka dapat menyebarkan penyakit dengan cara kedua—dengan meneruskannya melalui gigitan atau cara lain. Hanya sebagian kecil serangga yang menularkan penyakit kepada manusia dengan cara ini.

Nyamuk Anopheles Betina
Parasit yang ada pada nyamuk yaitu Plasmodium.
Nama Penyakit                  : Malaria
Host                                   : Nyamuk Anopheles Betina
Cara Penularan                  : Penularan malaria kebanyakan berlangsung secara alami (natural) yaitu melalui gigitan nyamuk Anopheles betina. Walaupun jarang, penularan malaria mungkin terjadi melalui transfusi darah dan transplantasi sumsum tulang, melalui semprit injeksi yang terkontaminasi parasit malaria (pada pecandu narkotika). Walaupun juga jarang, penularan juga dapat terjadi secara kongenital selama bayi masih berada dalam kandungan, karena berpindahnya infeksi malaria dari ibu ke bayinya melalui peredaran darah plasenta.
Pencegahan                        : Dapat dilakukan dengan menghindari dan mengurangi kontak dengan nyamuk Anopheles, membunuh nyamuk, membunuh jentik nyamuk, dan menghilangkan atau mengurangi tenpat perindukan potensial.



2.2. Identifikasi Parasit Pada Binatang Pengerat
        Rodent atau binatang pengerat merupakan bagian dari lingkungan hidup manusia. Beberapa diantaranya hidup berdampingan dengan manusia. Binatang itu bukan saja berbahaya bagi kesehatan, tetapi juga dapat mengakibatkan kerusakan besar pada bangunan, bahan makanan, dan komoditas lain. Binatang tersebut selain dapat menyebar penyakit, juga merugikan karena sering merusak tanaman ( mis., padi ), merusak pakaian, dan barang-barang lain.
            Salah satu binatang pengerat adalah tikus. Tikus merupakan binatang pengerat yang merugikan. Binatang pengerat ini lebih suka pada tempat-tempat yang gelap,lingkungan yang kotor, dan tempat yang terdapat bahan makanan. Binatang ini juga senang bersarang dengan membuat terowongan didaerah pemukiman manusia. Dengan demikian pindahnya penyakit yang dibawa tikus ke manusia cukup besar.
Ditinjau dari sudut kesehatan masyarakat, tikus sangat berbahaya karena dapat menularkan beberapa macam penyakit seperti pes, salmonelosis, murine typhus, scrub typhus, arbovirosis dan beberapa penyakit menular lainnya. Penyakit tersebut dapat ditularkan kepada manusia melalui serangga atau tungau sebagai vektor.
Beberapa jenis parasit yang hidup di dalam tubuh tikus :
1)                 Ascaris Lumbricoides
Cacing ini banyak ditemukan di usus halus dan usus besar tikus. Hal ini disebabkan habitat cacing jenis ini berada diusus karena diusus merupakan tempat makanan bagi cacing jenis Ascaris lumbricoides untuk dapat mempertahankan hidupnya yaitu dengan menyerap sari-sari makanan pada usus inangnya.
            Nama Penyakit                     :
            Host                                     : Tikus Rattus norvegicus
Cara penularan                     : Penularan ascariasis pada tikus sama halnya pada manusia dapat dilihat dari siklus hidup cacing: telur dikeluarkan melalui tinja dalam lingkungan yang sesuai akan berkembang menjadi embrio dan menjadi larva yang infektif dalam telur. telur tertelan oleh manusia dalam usus larva akan menetas larva keluar dan menembus dinding usus halus menuju sistem peredaran darah larva menuju ke paru trakea, faring, dan tertelan masuk ke esofagus hingga ke usus halus menjadi dewasa di usus halus. (Siklus hidup cacing belangsung selama 65-70 hari).
            Pencegahan                          : Menjaga kebersihan perorangan dan sanitasi.

2)                 Enterobius vermicularis
Hasil yang didapat dari pembedahan tubuh tikus Rattus norvegicus yang dilihat dibawah mikroskop dengan perbesaran 40 x10 terlihat cacing parasit dengan ukuran tubuh kecil yaitu 1-3 mm, warna tubuh putih banyak ditemukan di usus halus dan rectum tikus. Pada ujung posterior jantan melingkar ke ventral, Pada ujung posterior betina ekor berbentuk lurus dan runcing. Dari ciri-ciri tersebut diduga bahwa cacing parasit ini tergolongan jenis Enterobius vermicularis dari filum nematoda.
            Nama Penyakit                     : Enterobiasis
            Host                                     : tikus Rattus norvegicus
Cara Penularan                     : Cara penularan penyakit cacing kremi adalah melalui telur yang tertelan. Larva menetas dalam usus, yang kemudian menembus dan tumbuh dalam mukosa usus menjadi dewasa. Cacing dewasa akan mengembara ke sekitar dubur dan bertelur.
Pencegahan                          : Mengingat bahwa Enterobiasis adalah masalah kesehatan keluarga maka lingkungan hidup keluarga harus diperhatikan, selain itu kebersihan perorangan merupakan hal yang sangat penting dijaga. Perlu ditekankan pada anak-anak untuk memotong kuku, membersihkan tangan sesudah buang air besar danmembersihkan daerah perianal sebaik-baiknya serta cuci tangan sebelum makan. Di samping itu kebersihan makanan juga perlu diperhatikan. Hendaknyadihindarkan dari debu dan tangan yang terkontaminasi telur cacing E.vermicularis

3)                 Trichinella spiralis
            Nama penyakit                     : Trichinosis
            Host                                     : Tikus
            Cara penularan                     : Tidak langsung dengan cara memakan hewan pemakan tikus
        Pencegahan                    : Kontrol ketat terhadap binatang pengerat, khususnya tikus yang merupakan reservoir infeksi penting pada ternak babi dan Sanitasi pada pemeliharaan babi yang baik dan hewan liar.

4)                 Leptospira
Nama Penyakit                     : Leptospirosis
Host                                     : Tikus
 Cara Penularan                     : Manusia terinfeksi leptospira melalui kontak dengan air, tanah atau tanaman yang telah dikotori oleh air seni hewan yang menderita leptospirosis. Bakteri masuk ke dalam tubuh manusia melalui selaput lendir (mukosa) mata, hidung, kulit yang lecet atau atau makanan yang terkontaminasi oleh urine hewan terinfeksi leptospira. Masa inkubasi selama 4 - 19 hari.
            Pencegahan                          :
·       Membiasakan diri dengan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS)
·       Menyimpan makanan dan minuman dengan baik agar terhindar dari tikus.
·       Mencucui tangan dengan sabun sebelum makan.
·       Mencucui tangan, kaki serta bagian tubuh lainnya dengan sabun setelah bekerja di sawah/ kebun/sampah/tanah/selokan dan tempat-tempat yang tercemar lainnya.
·       Melindungi pekerja yang berisiko tinggi terhadap leptospirosis (petugas kebersihan, petani, petugas pemotong hewan, dan lain-lain) dengan menggunakan sepatu bot dan sarung tangan.
·       Menjaga kebersihan lingkungan
·       Membersihkan tempat-tempat air dan kolam renang.
·       Menghindari adanya tikus di dalam rumah/gedung.
·       Menghindari pencemaran oleh tikus.
·       Melakukan desinfeksi terhadap tempat-tempat tertentu yang tercemar oleh tikus
·       Meningkatkan penangkapan tikus.
5)                 Capillaria hepatica
Jenis nematoda ini sering ditemukan dalam hati tikus. Cacing dewasa ini dan telur-telurnya menyebabkan reaksi granulomatosa intensif dalam hati tikus dan hewan pengerat lainnya.
            Nama Penyakit                     : Capillariasis
            Host                                     : TIkus
            Cara penularan                     : Cacing dewasa memproduksi telur yang matang dan hidup di hati hingga binatang hospes mati. Ketika hati yang terinfeksi ini dimakan, maka telur-telur dilepas melalui proses pencernaan, mencapai tanah melalui tinja dan berkembang menjadi infektif dalam waktu 2 – 4 minggu. Ketika hospes yang tepat memakan telur yang telah menjadi embrio, telur kemudian menetas didalam saluran pencernaan, larva bergerak menuju dinding usus dan melalui sistem vena portae menuju ke hati. Disana larva menjadi dewasa dan menghasilkan telur. Infeksi semu terjadi pada manusia ketika ditemukan telur cacing dalam tinja sesudah mengkonsumsi hati yang terinfeksi, baik mentah maupun matang. Karena telur-telur tidak menjadi embrio, maka penularan tidak terjadi.
            Pencegahan                          : Hindari tertelannya debu tanah, yang mencemari makanan atau yang mengotori tangan. Kebiasaan menutup makanan dan mencuci tangan sebelum menjamah makanan adalah kebiasaan yang baik yang membantu mencegah penularan. Lindungi persediaan air minum dan makanan dari kontaminasi tanah.

6)                 Angiostrongylus cantonensis
Angiostrongylus cantonensis adalah cacing yang hidup di paru-paru tikus dan diotak tikus.
            Nama Penyakit                  : Angiostongiliasis
            Host                                   : Tikus
            Cara penularan                   : Dengan cara memakan sejenis keong yang menjadi inang perantata penyakit ini
            Pencegahan & Pemberantasan :
1).     Memberi penyuluhan kepada masyarakat umum tentang cara-cara   menyiapkan makanan mentah dan  makanan yang berasal dari siput baik siput darat maupun laut. 
2).     Pengendalian tikus.   
3).     Rebus siput, udang, ikan dan kepiting selama 3 – 5 menit atau bekukan pada – 15 oC (5oF) selama 24 jam; tindakan ini efektif membunuh larva. 
4).   Hindari makan makanan mentah yang terkontaminasi oleh siput dan mollusca, membersihkan salada dan sayur-sayuran dengan seksama untuk menghilangkan mollusca tidak selalu dapat menghilangkan larva yang infektif. Radiasi dan pasturisasi akan sangat efektif.

7)                 Hymenolepis nana
Cacing ini dikenal sebagai cacing pita kerdil pada manusia, walaupun biasa hidup pada tubuh tikus.
Nama Penyakit            : Himenolepiasis nana
Hospes                         : Manusia dan tikus
Cara penularan            : Infeksi oleh cacing pita ini umumnya terjadi secara  langsung dari tangan ke mulut. Pada manusia infeksi selalu disebabkan oleh telur yang tertelan dari benda yang terkontaminasi tanah, dari tempat-tempat defekasi atau langsung dari anus ke mulut.
Pencegahan                 : Karena penularan cacing pita ini secara langsung dan manusia sebagai sumber infeksi utama maka pencegahannya agak sulit dilakukan. Untuk menekan dan menghindari infeksi cacing pita ini, perlu meningkatkan kebersihan lingkungan, kebersihan perorangan terutama pada keluarga besar, meningkatkan kesadaran dan higienes pada anak-anak, mengobati penderita sehingga tidak menjadi sumber penularan serta memberantas hospes reservoar sebagai sumber infeksi seperti tikus dan hewan pengerat lainnya.

8)                 Toxoplasma gondii
Toxoplasma gondii adalah hewan bersel satu yang disebut protozoa. Protozoa ini merupakan parasit pada tubuh hewan dan manusia. Toxoplasmosis dikategorikan sebagai penyakit zoonosis, yaitu penyakit yang dapat ditularkan dari hewan ke manusia. Terdapat diseluruh sel tubuh tikus kecuali sel darah merah.
            Nama Penyakit                     : Toxoplasmosis.
            Toxoplasmosis dikategorikan sebagai penyakit zoonosis, yaitu penyakit yang dapat ditularkan dari hewan ke manusia.
            Hospes                                    : Tikus. Selain tikus, Toxoplasma Gondii juga ada pada sapi, anjing, hamster, burung, domba, kuda, kucing, ayam, babi.
            Cara penularan                     : Cara pertama merupakan penularan terbanyak, yaitu manusia memakan daging yang mengandung toxoplasma hidup.  Yang dimaksud adalah Manusia tertular toxoplasma akibat memakan daging mentah atau daging setengah matang atau daging yang tidak dimasak dengan sempurna,dimana daging tersebut mengandung Toxoplasma.
            Pencegahan                          : Untuk mencegah hal ini maka masaklah daging dengan sempurna, minimal dengan suhu 70 derajat celcius.

DAFTAR PUSTAKA



Tidak ada komentar:

Posting Komentar