BAB II
PEMBAHASAN
2.1. Identifikasi Parasit Pada
Serangga
Apabila
serangga menyimpan virus, bakteri, atau parasit dalam tubuh mereka, mereka
dapat menyebarkan penyakit dengan cara kedua—dengan meneruskannya melalui
gigitan atau cara lain. Hanya sebagian kecil serangga yang menularkan penyakit
kepada manusia dengan cara ini.
Nyamuk
Anopheles Betina
Parasit yang ada pada
nyamuk yaitu Plasmodium.
Nama
Penyakit : Malaria
Host : Nyamuk
Anopheles Betina
Cara
Penularan : Penularan
malaria kebanyakan berlangsung secara alami (natural) yaitu melalui gigitan
nyamuk Anopheles betina. Walaupun jarang, penularan malaria mungkin terjadi melalui
transfusi darah dan transplantasi sumsum tulang, melalui semprit injeksi yang
terkontaminasi parasit malaria (pada pecandu narkotika). Walaupun juga jarang,
penularan juga dapat terjadi secara kongenital selama bayi masih berada dalam
kandungan, karena berpindahnya infeksi malaria dari ibu ke bayinya melalui
peredaran darah plasenta.
Pencegahan : Dapat dilakukan dengan menghindari dan mengurangi kontak dengan
nyamuk Anopheles, membunuh nyamuk, membunuh jentik nyamuk, dan menghilangkan
atau mengurangi tenpat perindukan potensial.
2.2. Identifikasi Parasit Pada
Binatang Pengerat
Rodent atau binatang pengerat merupakan
bagian dari lingkungan hidup manusia. Beberapa diantaranya hidup berdampingan
dengan manusia. Binatang itu bukan saja berbahaya bagi kesehatan, tetapi juga
dapat mengakibatkan kerusakan besar pada bangunan, bahan makanan, dan komoditas
lain. Binatang tersebut selain dapat menyebar penyakit, juga merugikan karena
sering merusak tanaman ( mis., padi ), merusak pakaian, dan barang-barang lain.
Salah satu binatang pengerat adalah
tikus. Tikus
merupakan binatang pengerat yang merugikan. Binatang pengerat ini lebih suka
pada tempat-tempat yang gelap,lingkungan yang kotor, dan tempat yang terdapat
bahan makanan. Binatang ini juga senang bersarang dengan membuat terowongan
didaerah pemukiman manusia. Dengan demikian pindahnya penyakit yang dibawa
tikus ke manusia cukup besar.
Ditinjau dari sudut kesehatan
masyarakat, tikus sangat berbahaya karena dapat menularkan beberapa macam
penyakit seperti pes, salmonelosis,
murine typhus, scrub typhus, arbovirosis dan beberapa penyakit menular
lainnya. Penyakit tersebut dapat ditularkan kepada manusia melalui serangga
atau tungau sebagai vektor.
Beberapa jenis parasit
yang hidup di dalam tubuh tikus :
1)
Ascaris
Lumbricoides
Cacing ini banyak ditemukan di usus
halus dan usus besar tikus. Hal ini disebabkan habitat cacing jenis ini berada
diusus karena diusus merupakan tempat makanan bagi cacing jenis Ascaris lumbricoides untuk dapat
mempertahankan hidupnya yaitu dengan menyerap sari-sari makanan pada usus
inangnya.
Nama Penyakit :
Host :
Tikus Rattus norvegicus
Cara penularan : Penularan
ascariasis pada tikus sama halnya pada manusia dapat dilihat dari siklus hidup
cacing: telur dikeluarkan melalui tinja dalam lingkungan yang sesuai akan
berkembang menjadi embrio dan menjadi larva yang infektif dalam telur. telur
tertelan oleh manusia dalam usus larva akan menetas larva keluar dan menembus
dinding usus halus menuju sistem peredaran darah larva menuju ke paru trakea,
faring, dan tertelan masuk ke esofagus hingga ke usus halus menjadi dewasa di
usus halus. (Siklus hidup cacing belangsung selama 65-70 hari).
Pencegahan :
Menjaga kebersihan perorangan dan sanitasi.
2)
Enterobius vermicularis
Hasil yang didapat dari
pembedahan tubuh tikus Rattus norvegicus yang dilihat dibawah mikroskop
dengan perbesaran 40 x10 terlihat cacing parasit dengan ukuran tubuh kecil
yaitu 1-3 mm, warna tubuh putih banyak ditemukan di usus halus dan rectum
tikus. Pada ujung posterior jantan melingkar ke ventral, Pada ujung posterior
betina ekor berbentuk lurus dan runcing. Dari ciri-ciri tersebut diduga bahwa
cacing parasit ini tergolongan jenis Enterobius vermicularis dari filum
nematoda.
Nama Penyakit :
Enterobiasis
Host :
tikus Rattus norvegicus
Cara Penularan : Cara
penularan penyakit cacing kremi adalah melalui telur yang tertelan. Larva
menetas dalam usus, yang kemudian menembus dan tumbuh dalam mukosa usus menjadi
dewasa. Cacing dewasa akan mengembara ke sekitar dubur dan bertelur.
Pencegahan :
Mengingat
bahwa Enterobiasis adalah masalah kesehatan keluarga maka lingkungan hidup
keluarga harus diperhatikan, selain itu kebersihan perorangan merupakan hal
yang sangat penting dijaga. Perlu ditekankan pada anak-anak untuk memotong
kuku, membersihkan tangan sesudah buang air besar danmembersihkan daerah
perianal sebaik-baiknya serta cuci tangan sebelum makan. Di samping itu
kebersihan makanan juga perlu diperhatikan. Hendaknyadihindarkan dari debu dan
tangan yang terkontaminasi telur cacing E.vermicularis
3)
Trichinella
spiralis
Nama penyakit : Trichinosis
Host :
Tikus
Cara penularan : Tidak langsung dengan cara
memakan hewan pemakan tikus
Pencegahan : Kontrol ketat
terhadap binatang pengerat, khususnya tikus yang merupakan reservoir infeksi
penting pada ternak babi dan Sanitasi pada pemeliharaan babi yang baik dan
hewan liar.
4)
Leptospira
Nama Penyakit : Leptospirosis
Host :
Tikus
Cara Penularan :
Manusia
terinfeksi leptospira melalui kontak dengan air, tanah atau tanaman yang telah
dikotori oleh air seni hewan yang menderita leptospirosis. Bakteri masuk ke
dalam tubuh manusia melalui selaput lendir (mukosa) mata, hidung, kulit yang
lecet atau atau makanan yang terkontaminasi oleh urine hewan terinfeksi
leptospira. Masa inkubasi selama 4 - 19 hari.
Pencegahan :
·
Membiasakan diri dengan Perilaku Hidup Bersih dan
Sehat (PHBS)
·
Menyimpan makanan dan minuman dengan baik agar
terhindar dari tikus.
·
Mencucui tangan dengan sabun sebelum makan.
·
Mencucui tangan, kaki serta bagian tubuh lainnya
dengan sabun setelah bekerja di sawah/ kebun/sampah/tanah/selokan dan
tempat-tempat yang tercemar lainnya.
·
Melindungi pekerja yang berisiko tinggi terhadap
leptospirosis (petugas kebersihan, petani, petugas pemotong hewan, dan
lain-lain) dengan menggunakan sepatu bot dan sarung tangan.
·
Menjaga kebersihan lingkungan
·
Membersihkan tempat-tempat air dan kolam renang.
·
Menghindari adanya tikus di dalam rumah/gedung.
·
Menghindari pencemaran oleh tikus.
·
Melakukan desinfeksi terhadap tempat-tempat tertentu
yang tercemar oleh tikus
·
Meningkatkan penangkapan tikus.
5)
Capillaria
hepatica
Jenis nematoda ini sering ditemukan dalam hati tikus.
Cacing dewasa ini dan telur-telurnya menyebabkan reaksi granulomatosa intensif
dalam hati tikus dan hewan pengerat lainnya.
Nama Penyakit : Capillariasis
Host :
TIkus
Cara penularan : Cacing
dewasa memproduksi telur yang matang dan hidup di hati hingga binatang hospes
mati. Ketika hati yang terinfeksi ini dimakan, maka telur-telur dilepas melalui
proses pencernaan, mencapai tanah melalui tinja dan berkembang menjadi infektif
dalam waktu 2 – 4 minggu. Ketika hospes yang tepat memakan telur yang telah
menjadi embrio, telur kemudian menetas didalam saluran pencernaan, larva
bergerak menuju dinding usus dan melalui sistem vena portae menuju ke hati.
Disana larva menjadi dewasa dan menghasilkan telur. Infeksi semu terjadi pada
manusia ketika ditemukan telur cacing dalam tinja sesudah mengkonsumsi hati
yang terinfeksi, baik mentah maupun matang. Karena telur-telur tidak menjadi
embrio, maka penularan tidak terjadi.
Pencegahan : Hindari tertelannya
debu tanah, yang mencemari makanan atau yang mengotori tangan. Kebiasaan
menutup makanan dan mencuci tangan sebelum menjamah makanan adalah kebiasaan
yang baik yang membantu mencegah penularan. Lindungi persediaan air minum dan
makanan dari kontaminasi tanah.
6)
Angiostrongylus cantonensis
Angiostrongylus
cantonensis adalah cacing yang hidup di paru-paru tikus dan diotak tikus.
Nama Penyakit : Angiostongiliasis
Host : Tikus
Cara penularan : Dengan
cara memakan sejenis keong yang menjadi inang perantata penyakit ini
Pencegahan & Pemberantasan :
1). Memberi penyuluhan kepada masyarakat umum
tentang cara-cara menyiapkan makanan mentah dan makanan yang berasal dari siput baik
siput darat maupun laut.
2). Pengendalian tikus.
3).
Rebus siput, udang, ikan dan kepiting selama 3 – 5 menit atau bekukan
pada – 15 oC (5oF) selama 24 jam; tindakan ini
efektif membunuh larva.
4). Hindari makan makanan mentah yang
terkontaminasi oleh siput dan mollusca, membersihkan salada dan sayur-sayuran
dengan seksama untuk menghilangkan mollusca tidak selalu dapat menghilangkan
larva yang infektif. Radiasi dan pasturisasi akan sangat efektif.
7)
Hymenolepis nana
Cacing
ini dikenal sebagai cacing pita kerdil pada manusia, walaupun biasa hidup pada
tubuh tikus.
Nama
Penyakit : Himenolepiasis
nana
Hospes : Manusia dan tikus
Cara penularan :
Infeksi
oleh cacing pita ini umumnya terjadi secara
langsung dari tangan ke mulut. Pada manusia infeksi selalu disebabkan
oleh telur yang tertelan dari benda yang terkontaminasi tanah, dari
tempat-tempat defekasi atau langsung dari anus ke mulut.
Pencegahan :
Karena
penularan cacing pita ini secara langsung dan manusia sebagai sumber infeksi
utama maka pencegahannya agak sulit dilakukan. Untuk menekan dan menghindari
infeksi cacing pita ini, perlu meningkatkan kebersihan lingkungan, kebersihan
perorangan terutama pada keluarga besar, meningkatkan kesadaran dan higienes
pada anak-anak, mengobati penderita sehingga tidak menjadi sumber penularan
serta memberantas hospes reservoar sebagai sumber infeksi seperti tikus dan
hewan pengerat lainnya.
8)
Toxoplasma
gondii
Toxoplasma gondii adalah hewan
bersel satu yang disebut protozoa. Protozoa ini merupakan parasit pada tubuh
hewan dan manusia. Toxoplasmosis dikategorikan sebagai penyakit zoonosis, yaitu
penyakit yang dapat ditularkan dari hewan ke manusia. Terdapat diseluruh
sel tubuh tikus kecuali sel darah merah.
Nama Penyakit : Toxoplasmosis.
Toxoplasmosis dikategorikan sebagai penyakit
zoonosis, yaitu penyakit yang dapat ditularkan dari hewan ke manusia.
Hospes :
Tikus. Selain tikus, Toxoplasma Gondii juga ada pada sapi, anjing, hamster,
burung, domba, kuda, kucing, ayam, babi.
Cara penularan :
Cara pertama
merupakan penularan terbanyak, yaitu manusia memakan daging yang
mengandung toxoplasma hidup. Yang dimaksud adalah Manusia tertular
toxoplasma akibat memakan daging mentah atau daging setengah matang atau daging
yang tidak dimasak dengan sempurna,dimana daging tersebut mengandung
Toxoplasma.
Pencegahan
: Untuk mencegah
hal ini maka masaklah daging dengan sempurna, minimal dengan suhu 70 derajat
celcius.
DAFTAR PUSTAKA
http://biologidanpengetahuan.blogspot.com/2011/12/identifikasi-cacing-parasit-pada-tikus.html
Diakses 15/09/2012
http://edi-kurnianto.blogspot.com/2012/08/parastiologi-medik.html
diakses pukul 2.40 Diakses 15/09/2012
http://yeadhi.blogspot.com/2010/01/modul-flagellata.html
Diakses 15/09/2012
Tidak ada komentar:
Posting Komentar