Pages

Jumat, 25 Januari 2013

Indometasin


BAB II
PEMBAHASAN
2.1  Definisi Indometasin
Indometasin merupakan derivat indol. Indometasin memiliki efek antiinflamasi dan analgesik-antipiretik Walaupun lebih toksik dari aspirin, tapi efektivitasnya juga lebih tinggi.
Telah terbukti bahwa indometasin memiliki efek analgetik perifer maupun sentral. Secara in vitro, indometasin menghambat enzim siklooksigenase. Seperti kolkisin, indometasin menghambat motilitas leukosit polimorfonuklear.
 Ia juga penghambat sintesis prostaglandin. Metabolisme di hati. Waktu paro serum: 2 jam.
Indometasin pada prinsipnya tidak dipakai untuk anak- anak. Indikasi: arthritis (gout) akut, ankylosing spondilitis, osteoarthritis, kondisi, inflamasi ekstra artikuler (perikarditis, pleuritis).
Efek buruk dari indometasin ialah: nyeri abdominal, diare, hemoragi gastrointestinal, pancreastitis, nyeri kepala hebat dan kadand disertai dengan dizziness, konfusi, depresi. Kadang: psikosis dengan halusional. Pada gambaran darah dapat: trombositopeni, anemia aplastik.
Indometasin tidak disarankan untuk digunakan oleh ibu hamil, ibu menyusui, operator mesin, penderita gangguan psikis, gangguan ginjal dan ulkus pada saluran cerna.
Obat ini dipasarkan dengan sediaan 25, 50 dan 75 mg sebagai tablet atau supositoria. Dosis yang disarankan adalah 25 mg 2-3 kali per hari, dapat dinaikkan 25 mg tiap minggu sampai dosis 100-200 mg/ hari.

2.2  Farmakodinamika Indometasin                                                                                     
            Indometasin termasuk golongan obat NSAIDs yaitu golongan obat yang terutama bekerja perifer, memiliki aktivitas penghambat radang dengan mekanisme kerja menghambat biosintesis prostaglandin melalui penghambatan aktivitas enzim siklooksigenase. Prostaglandin ini berperanan penting pada timbulnya nyeri, demam, dan reaksi-reaksi peradangan, maka NSAIDs melalui penghambatan aktivitas enzim siklooksigenase, mampu menekan gejala-gejala tersebut. Sebagai tambahan, indometasin kemungkinan juga mendesak efek penghambatan pada pergerakan PMNs (polymorphonuclear leukocyte).

2.3  Farmakokinetika Indometasin                                                                                       
            Indometasin cepat dan hampir sempurna diabsorbsi dari saluran cerna bagian atas setelah pemberian per oral. Di metabolisme oleh hati. Diekskresikan kedalam empedu dan urin dalm bentuk tidak berubah dan dalam bentuk metabolit.
Reabsorpsi Indometasin dari usus cepat dan lengkap; lewat rektum tergantung basis suppositorianya dan dapat menurun sampai 60% (sebaiknya digunakan basis carbowax).
Indometasin merupakan penghambat prostagladin yang terkuat, ia di absorpsi dengan baik setelah pemberian per oral dan sebgian besar terikat oleh protein plasma. Metabolisme yang terjadi di hati, dalam bentuk yang tak berubah dan metabolit tak aktif. Obat ini di eksresikan ke dalam empedu dan urin.
Indometasin menghambat prostagladin dengan cara membentuk ikatan dengan enzim siklooksigenase sehingga asam arachidonat tidak dapat berikatan dengan enzim dan prostagladin tidak dapat terbentuk. Kompleks enzim-indometasin ini sifatnya reversible, artinya, indometasin dapat lepas dari enzim. Bersifat time dependent karenaketika kompleks enzim-indometzsin bertaha dalam selang waktu tertentu, dapat terjadi konformasi pada enzim yang akan menghasilkan ikatan yang lebih kuat dengan indometasin.

2.4 Indikasi                                                                                                                            
Indometasin dapat digunakan untuk mengontrol rasa nyeri pada uveitis dan postoperative ophthalmic procedure. Digunakan juga sebagai antipyretic padaHodgkins`s disease, dan seperti aspirin, indometasin dapat menunda labor (kerja)dengan menekan (suppressing) kontraksi uterus. Karena sifat toksiknya, Indometasin tidak dianjurkan untuk pemakaianumum sebagai antipiretik dan analgesic. Kecuali untuk pengobatan duktusarterious paten, sebaiknya jangan diberikan pada anak-anak. Obat ini bergunapada keadaan khusus, termasuk arthritis gout akut, spondilitis ankilosa, danosteoarthritis pada panngul dan juga efektif pada keadaan peradangan ekstra-artikular seperti perikarditis, dan pleuritis. Pada gout akut, pada hakikatnyaindometasin menggantikan kolkisin sebagai terapi awal.
 
Penggunaan khusus indometasin adalah mengobati duktus arteriosus patenpada bayi premature. Karena strukturnya kuat dan paten pada janin akibatproduksi kontinu prostaglandin; penutupan bias dipercepat pada bayi premature jika diberikan obat ini secara intravena.dalam sitiasi ini, produksi prostaglandintidak pada proses peradangan, jadi lebih tergantung pada COX I daripada COX II.Seperti tercata diatas, indometasin adalah selektif relative untuk COX I. padakebanyakan kasus, operasi dapat dihindari dengan menggunakan indometasin.Indometasin telah dianjurkan pemakaiannya sebagaintocolytic padapersalinan dengan kehamilan yang kurang dari 32 minggu; penghambatan sintesisprostaglandin mengurangi frekuensi dan kontraksi uterus. Walaupun begitu, yanglain memperdebatkan penggunaan ini sebagai dasar pengenalan toksisitas obat initerhadap janin dan ibu.

          2.5 Kontra Indikasi
Karena toksisitasnya, indometasin tidak dianjurkan diberikan pada anak,wanita hamil, penderita gangguan psikiatris, dan penderita penyakit lambung. Penggunaan kini dianjurkan hanya bila AINS lain kurang berhasil misalnya padaspondilitis ankilosa, arthritis pirai akut dan osteoatritis tungkai. Indometasin tidak berguna pada penyakit pirai kronik karena tidak berefek urikosurik. Penggunaanindometasin juga harus dihindari pada penderita polip hidung atau angiodema,dimana mungkin dapat mencetuskan asma. Dosis indometasin yang lazim ialah 2-4 kali 25 mg sehari bersama makanan atau segera setelah makan. Untuk mengurangi gejalan reumatik di malam hari, indometasin diberikan 50-100 mgsebelum tidur.


BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
1.     Indometasin adalah Derivat indole-asam asetat.
2. Farmakodinamik indometasin : walaupun efektif tapi toksik maka penggunaaannya dibatasi, efek: analgesik (perifer dan sentral), anti inflamasi, dan anti piretik yang kira-kira sebanding dengan aspirin dan invivo menghambat enzim cyclooksigenase.
3.    Farmakokinetik: Absorbsi per oral cukup baik, 92-99% terikat protein plasma, metabolisme di hati, ekskresi dalam bentuk asal maupun metabolik lewat urine dan empedu, T ½ 24 jam.
4.    Efek Samping: pada saluran cerna berupa nyeri abdomen, diare, perdarahan lambung, & pankreatitis,sakit kepala hebat, depresi, bingung, agranulositosis, thrombositopenia, & anemia aplastik, Vasikonstriksi pembuluh korone, Hiperkalemi, Mengurangi natriuretik dari thaizide dan furosemide, Memperlemah efek hipotensif dari beta blocker.
5.    Kontra Indikasinya: Ibu hamil, Anak, Gangguan psikiatri, Pasien dengan penyakit lambung. Sedangkan Indikasinya: Hanya dianjurkan bila NSAID yang lain kurang berhasil, misalnya pada spondilitis ankilosa, arthritis pirai akut, arthritis tungkai.

                                                   

                            


DAFTAR PUSTAKA

Faisal. Diskusi Analgesik. http://www.scribd.com/doc/111372503/Faisal-diskusi-Analgesik Diakses pada tanggal 28 Desember 2012

Khasanah, Arifah Nur. 2011. Makalah Tutor Ilmu Dasar Keperawatan 5 “ Arthritis Gout  http://ijammeru.blogspot.com/2011/11/makalah-tutor-ilmu-dasar-keperawatan-5.html Diakses pada tanggal 28 Desember 2012

Rachmadi, Tryo. 2011. Analgetik dan Antipiretik. http://triyo-rachmadi-skep.blogspot.com/2011/08/analgetic-dan-antipiretic.html Diakses pada tanggal 20 Desember 2012

Tidak ada komentar:

Posting Komentar