BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Definisi Indometasin
Indometasin merupakan derivat indol. Indometasin
memiliki efek antiinflamasi dan analgesik-antipiretik
Walaupun lebih toksik dari aspirin, tapi efektivitasnya juga lebih tinggi.
Telah terbukti bahwa indometasin memiliki efek analgetik perifer maupun
sentral. Secara in vitro, indometasin menghambat enzim siklooksigenase. Seperti
kolkisin, indometasin menghambat motilitas leukosit polimorfonuklear.
Ia juga
penghambat sintesis prostaglandin. Metabolisme di hati. Waktu paro serum: 2
jam.
Indometasin pada prinsipnya tidak dipakai untuk anak-
anak. Indikasi: arthritis (gout) akut, ankylosing spondilitis, osteoarthritis,
kondisi, inflamasi ekstra artikuler (perikarditis, pleuritis).
Efek buruk dari indometasin ialah: nyeri abdominal,
diare, hemoragi gastrointestinal, pancreastitis, nyeri kepala hebat dan kadand
disertai dengan dizziness, konfusi, depresi. Kadang: psikosis dengan
halusional. Pada gambaran darah dapat: trombositopeni, anemia aplastik.
Indometasin tidak
disarankan untuk digunakan oleh ibu hamil, ibu menyusui, operator mesin,
penderita gangguan psikis, gangguan ginjal dan ulkus pada saluran cerna.
Obat ini dipasarkan
dengan sediaan 25, 50 dan 75 mg sebagai tablet atau supositoria. Dosis yang
disarankan adalah 25 mg 2-3 kali per hari, dapat dinaikkan 25 mg tiap minggu
sampai dosis 100-200 mg/ hari.
2.2 Farmakodinamika Indometasin
Indometasin termasuk golongan obat
NSAIDs yaitu golongan obat yang terutama bekerja perifer, memiliki aktivitas
penghambat radang dengan mekanisme kerja menghambat biosintesis prostaglandin
melalui penghambatan aktivitas enzim siklooksigenase. Prostaglandin ini
berperanan penting pada timbulnya nyeri, demam, dan reaksi-reaksi peradangan,
maka NSAIDs melalui penghambatan aktivitas enzim siklooksigenase, mampu menekan
gejala-gejala tersebut. Sebagai tambahan, indometasin kemungkinan juga mendesak
efek penghambatan pada pergerakan PMNs (polymorphonuclear leukocyte).
2.3 Farmakokinetika Indometasin
Indometasin
cepat dan hampir sempurna diabsorbsi dari saluran cerna bagian atas setelah
pemberian per oral. Di metabolisme oleh hati. Diekskresikan kedalam empedu dan
urin dalm bentuk tidak berubah dan dalam bentuk metabolit.
Reabsorpsi Indometasin dari usus cepat dan lengkap;
lewat rektum tergantung basis suppositorianya dan dapat menurun sampai 60%
(sebaiknya digunakan basis carbowax).
Indometasin merupakan penghambat prostagladin yang terkuat, ia di absorpsi
dengan baik setelah pemberian per oral dan sebgian besar terikat oleh protein
plasma. Metabolisme yang terjadi di hati, dalam bentuk yang tak berubah dan
metabolit tak aktif. Obat ini di eksresikan ke dalam empedu dan urin.
Indometasin menghambat prostagladin dengan cara membentuk ikatan dengan
enzim siklooksigenase sehingga asam arachidonat tidak dapat berikatan dengan
enzim dan prostagladin tidak dapat terbentuk. Kompleks enzim-indometasin ini
sifatnya reversible, artinya, indometasin dapat lepas dari enzim. Bersifat time
dependent karenaketika kompleks enzim-indometzsin bertaha dalam selang waktu
tertentu, dapat terjadi konformasi pada enzim yang akan menghasilkan ikatan
yang lebih kuat dengan indometasin.
2.4 Indikasi
Indometasin dapat digunakan untuk mengontrol rasa nyeri pada uveitis dan
postoperative ophthalmic procedure. Digunakan juga sebagai antipyretic
padaHodgkins`s disease, dan seperti aspirin, indometasin dapat menunda labor
(kerja)dengan menekan (suppressing) kontraksi uterus. Karena sifat toksiknya,
Indometasin tidak dianjurkan untuk pemakaianumum sebagai antipiretik dan
analgesic. Kecuali untuk pengobatan duktusarterious paten, sebaiknya jangan
diberikan pada anak-anak. Obat ini bergunapada keadaan khusus, termasuk
arthritis gout akut, spondilitis ankilosa, danosteoarthritis pada panngul dan
juga efektif pada keadaan peradangan ekstra-artikular seperti perikarditis, dan
pleuritis. Pada gout akut, pada hakikatnyaindometasin menggantikan kolkisin
sebagai terapi awal.
Penggunaan khusus indometasin adalah mengobati duktus arteriosus patenpada
bayi premature. Karena strukturnya kuat dan paten pada janin akibatproduksi
kontinu prostaglandin; penutupan bias dipercepat pada bayi premature jika
diberikan obat ini secara intravena.dalam sitiasi ini, produksi
prostaglandintidak pada proses peradangan, jadi lebih tergantung pada COX I
daripada COX II.Seperti tercata diatas, indometasin adalah selektif relative
untuk COX I. padakebanyakan kasus, operasi dapat dihindari dengan menggunakan
indometasin.Indometasin telah dianjurkan pemakaiannya sebagaintocolytic
padapersalinan dengan kehamilan yang kurang dari 32 minggu; penghambatan
sintesisprostaglandin mengurangi frekuensi dan kontraksi uterus. Walaupun
begitu, yanglain memperdebatkan penggunaan ini sebagai dasar pengenalan
toksisitas obat initerhadap janin dan ibu.
2.5
Kontra Indikasi
Karena toksisitasnya, indometasin tidak dianjurkan diberikan pada
anak,wanita hamil, penderita gangguan psikiatris, dan penderita penyakit
lambung. Penggunaan kini dianjurkan hanya bila AINS lain kurang berhasil
misalnya padaspondilitis ankilosa, arthritis pirai akut dan osteoatritis
tungkai. Indometasin tidak berguna pada penyakit pirai kronik karena tidak
berefek urikosurik. Penggunaanindometasin juga harus dihindari pada penderita
polip hidung atau angiodema,dimana mungkin dapat mencetuskan asma. Dosis
indometasin yang lazim ialah 2-4 kali 25 mg sehari bersama makanan atau segera
setelah makan. Untuk mengurangi gejalan reumatik di malam hari,
indometasin diberikan 50-100 mgsebelum tidur.
BAB
III
PENUTUP
3.1
Kesimpulan
1. Indometasin adalah Derivat indole-asam
asetat.
2. Farmakodinamik indometasin : walaupun efektif
tapi toksik maka penggunaaannya dibatasi, efek: analgesik (perifer dan
sentral), anti inflamasi, dan anti piretik yang kira-kira sebanding dengan
aspirin dan invivo menghambat enzim cyclooksigenase.
3. Farmakokinetik:
Absorbsi per oral cukup baik, 92-99% terikat protein plasma, metabolisme di
hati, ekskresi dalam bentuk asal maupun metabolik lewat urine dan empedu, T ½
24 jam.
4. Efek Samping:
pada saluran cerna berupa nyeri abdomen, diare, perdarahan lambung, &
pankreatitis,sakit kepala hebat, depresi, bingung, agranulositosis,
thrombositopenia, & anemia aplastik, Vasikonstriksi pembuluh korone,
Hiperkalemi, Mengurangi natriuretik dari thaizide dan furosemide, Memperlemah
efek hipotensif dari beta blocker.
5. Kontra
Indikasinya: Ibu hamil, Anak, Gangguan psikiatri, Pasien dengan penyakit
lambung. Sedangkan Indikasinya:
Hanya dianjurkan bila NSAID yang lain kurang berhasil, misalnya pada
spondilitis ankilosa, arthritis pirai akut, arthritis tungkai.
DAFTAR
PUSTAKA
Erlian. 2012. Kasus Obat
Analgesik, Anti Inflamasi,dan Anti Piretiki. http://erlian-ff07.web.unair.ac.id/artikel_detail-44217-a.%20Semester%20III%20IV%20%20Farmakologi-kasus%20Obat%20Analgesik,%20Anti%20Inflamasi,%20%20dan%20Anti%20Piretik.html
Diakses pada tanggal 31 Desember 2012
Tidak ada komentar:
Posting Komentar